HALO MAGELANG

GUNUNG TIDAR

Bagi warga kota Magelang, Gunung Tidar merupakan tempat yang sangat dikenal oleh masyarakatnya. Bukit yang terletak di kota Magelang itu sebenarnya bukanlah sebuah gunung, tetapi bukit itu oleh warga kota Magelang sering disebut dengan nama Gunung Tidar. Bagi para alumni Akmil atau Akabri, bukit ini tentunya memiliki kesan yang mendalam, karena di kaki bukit sebelah barat inilah mereka dididik dan digembleng mental dan fisiknya sehingga mereka menjadi prajurit sejati sebagai pengawal Republik ini. Di Bagian utara terdapat tempat lembaga pendidikan Muhamadiyah,  seperti Universitas Muhamadiyah dan Sekolah Muhamadiyah, Stadion Abubakrin, Gedung Ahmad Yani, Padang Golf Tidar, Kampus Akademi militer hingga ke Panca Arga.

Di sebelah Timur Laut terletak kampung Margersari, Pusat Niaga shoping centre, Makam Belanda yang pintu gerbangnya masih dipetahankan sampai sekarang, dan pasar Buah hingga ke bekas terminal Tidar. di bagian selatan ada Kampung Baben, Pusat pemerintahan kota Magelang di bagian selatan hingga berbatasan dengan kampus Akademi Militer. Bukit tidar tidak begitu tinggi, dulunya kurang lebih tahun 1970 an bukit ini ditumbuhi ilalang dan sering terjadinya kebakaran,. Dan di awal tahun 1980 diadakan penghijauan yang ditanami oleh tanaman pinus. 

Banyak tetumbuhan yang tumbuh disini. tidak heran kota Magelang menjadikan Gunung Tidar sebagai Hutan Kota banyaknya vegetasi yang yang tumbuh disini seperti pinus, cemara dan salak yang memang  sangat cocok dengan udara kota magelang. Di Gunung Tidar ada beberapa, makam dan situs bersejarah lainnya seperti makam syeikh Sibakir, Tombak pusaka Syikh Sibakir. Pohon Beringin besar yang konon katanya merupakan tempat petilasan Pangeran Purbaya, dan juga ada makam Kyai Semar, yang letaknya berada puncak  di sebelah tenggara Dan di tengah tengahnya terdapat tugu paku tanah jawa.

Selain sebagai tempat ziarah, Gunung Tidar, dijadikan tempat untuk kegiatan olah raga seperti hiking, karena memiliki jalur pendakian yang menantang. Tetapi sekarang bagi para penggemar jalan  tidak perlu berepot repot ria berjalan kesana dengan banyaknya rintangan yang dihadapi, sekarang pemerintah kota telah membangun satu track pendakian yang telah dibetonisasi dan dibuatkan tangga agar para pengunjung bisa dengan mudah mencapai puncak  gunung Tidar. Karena setelah dibuakan jalur ini banyak warga magelang memanfaatkan fasilitas ini untuk mencapai puncak tidar untuk berekreasi dan melakukan hunting foto disana berbarengan dengan pencanangan vistit Magelang tahun 2015.
BACA DETAIL»

MENARA AIR KOTA MAGELANG

Jika kita jalan jalan ke kota Magelang dan menuju ke alun alun kota Magelang, ada salah satu bangunan kokoh yang ada di bagian pojok utara alun alun Kota Magelang. Orang magelang sering meyebutnya water torn atau menara air. Menara air ini dibangun oleh arsitek orang Belanda, yang bernama Herman Thomas Karsten. dengan ketinggian 21.2 meter dengan 32 pilar penyangganya. Water tower ini dibangun tahun 1916 dan baru dioperasionalkan pada tahun  1920, yang menelai biaya sebesar 550.000 gulden.  Bangunan yang mampu menampung air sebanyak 1.750 juta liter ini, memiliki luas bangunan 395.99 meter persegi yang terdiri dari tiga bagian, bagian bawah berbentuk bundar yang terdiri dari 16 ruang diantarannya  ruang yaitu ruang untuk laboratorium,  ruang pelayanan pelanggan, ruang administrasi dan ruang pengontrol air, namun sekarang ruang tersebut dijadikan gudang. Dibagian tengah terdiri dari 32 jumlah pilar penyangga sementara yang paling atas adalah tempat untuk menampung air.

Untuk menghubungkan bangunan bagian bawah dan bagian atas, terdapat adanya tangga yang melingkar. di bagian atas selain ruang untuk menampung air ada ruang kecil  dan menara sebagai tempat dipasangnya sirine, yang dibunyikan sebagai tanda waktu yang digunakan dijaman dulu. Dari ruang inilah air di kontrol dan di kendalikan ke setiap pelanggan yang ada di kota Magelang dengan menggunakan pompa keluaran Schafter dan Budenberg dari Jerman, Ruhaak &co dari Belanda. Pipa pipa yang terpasang dari pertama kali dibangun hingga sekarang ini masih berfungsi dengan baik.

Kini walaupun telah seabad dibangun bangunan ini masih digunakan dan berfungsi dengan baik. Dengan bertambahnya usia, bangunan water tower ini telah menjadi  salah satu land mark bangunan di kota Magelang. Seperti kita ketahui banyak bangunan bangunan bersejarah di kota Magelang yang masih berdiri kokoh dan di rawat dengan baik sebagai situs warisan budaya peninggalan penjajah Belanda, seperti saluran irigasi Manggis, Saluran Irigasi Plengkung, yang sumber airnya berasal dari kali Progo. Sebagai warga Magelang tentu akan merasa bangga dengan beberapa situs peninggalan penjajahan Belanda yang masih terjaga dan terawat dan berfungsi dengan baik
BACA DETAIL»